Koas di Tanah Rantauan "Medan"

Hai. Long time no see..

Ada salam dari bulan Ramadhan di tanah batak. Assalammualaikum katanya

Kali ini aku bukan dibandar lampung, ada waktu 3 minggu untuk menikmati teriknya matahari di kota medan. Bah keren kali. Sesampainya aku dibandara kualanamu yang terletak di Lubuk Pakam kota medan, langsung disuguhkan dengan teriknya matahari yang menyengat. Yah tahan tahan saja, hanya 3 minggu disini. Suasana medan dan bandar lampung agak berbeda, di bandar lampung jarang sekali saya melihat becak, apalagi becak motor, nah disini surganya becak motor, kanan kiri depan belakang jalan dimana mana berkeliaran becak motor. Biasa sebutannya disini BENTOR singkatan becak dan motor, sesuai namanya becak ini dijalankan atau ditarik menggunakan motor disampingnya. Harganya sangat bersahabat, mulai dari 4000 rupiah untuk jarak yang lumayan jauh. Suasana kota besar medan cukup rapi, akan tetapi bila dipoles lebih rapih sedikit lagi, akan jadi lebih cantik lagi.

Berpuasa di tanah batak sebebarnya menjadi tantangan sendiri untuk saya dan teman teman. Bukan hanya cuacanya saja yang terik, akan tetapi waktu berbuka puasanya lebih lama, biasanya di bandar lampung jam 18.00 kurang sedikit, di medan 18.44. Makanannya pun harus sangat berhati-hati khususnya untuk muslim, karena muslim di daerah yang saya tempati merupakan kaum minoritas. Yang menjual makanan halal sangat sedikit, jadi saya lebih menyukai membuat sendiri makanan. Karena sangat sulit untuk menjangkau pasar (pajak), saya meminta nomor abang bentor, karena bentor satu-satunya transportasi praktis murah disini.

Kegiatan sehari-hari berangkat ke Rumah sakit Jiwa karena memang mengambil stase jiwa disini. Banyak cerita lucu, sedih, bahagia di rumah sakit ini. Banyak sekali pengalaman hidup dan pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan dari pasien-pasien ini. Yang saya sesalkan, masih ada saja keluarga yang belum mempunyai keinginan menjemput pasien yang sebenarnya sudah sehat, sudah bisa kembali kepada keluarga dan melakukan aktifitas normal lain. Ini yang harus ditekankan kepada keluarga pasien seharusnya. Bahwa disini tempat penyembuhan dan perawatan sementara, keluargalah tempat yang dapat merawat mereka setulus hati. Tidak terasa 3 minggu begitu cepat berlalu. Dikarenakan tugas menumpuk, menulis berlembar-lembar status pasien setiap harinya. Sehingga penghujung 3 minggu pun tiba

Di akhir saya dimedan, saya berencana membawakan oleh-oleh untuk keluarga tercinta dipalembang, berhubung minggu depan lebaran, jadi saya belum kembali ke bandar lampung dulu, saya kembali ke rumah, surga, tempat yang saya rindukan setahun ini. Saya putuskan untuk membeli oleh-oleh yang terbaik di medan, menurut survey ada bika ambon yang paling enak disini, bika ambon zulaikha. Khasnya kota medan. Selain bolu gulung meranti. Saya membeli 3 kotak bika ambon yang satunya seharga 58.000 rupiah dan beberapa makanan minuman tambahan.

Esok subuhnya saya berangkat ke bandara kualanamu lagi, langitnya masih hitam, tetapi awan sudah menguning, lampu-lampu jalan belum lelah menerangi,  gerimis, ada kesedihan menghampiri saya, banyak yang belum saya singgahi, tak mengapa, esok nanti kita kesini lagi. Membawa cerita dan suasana hati yang jauh lebih bahagia.
Selamat tinggal medan

- 4 juli, Kualanamu, Lubuk Pakam, Medan -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOAS OBGYN (Obstetric and Gynecologic)

Case Report Sinusitis Stase THT KOAS (Laporan Kasus Sinusitis)

DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN OSTEOMIELITIS