lelaki yang hatinya kupinjam kemarin dulu

Aku kira aku sekuat baja, ternyata aku salah aku hanyalah seorang hawa. Seharusnya aku sudah lama membentengi antara aku dan kamu. Harusnya aku tidak pernah membalas pesan singkatmu, harusnya aku tidak pernah memaafkanmu, jikalau akhirnya aku akan tetap tersakiti, benar, aku hanya membaca buku berulang-ulang yang aku sudah paham benar akhirnya akan seperti apa.

Aku ini perempuan yang paling bodoh, aku perempuan yang sangat bodoh, bisa-bisanya tiap malam aku menangisimu karena aku sangat merindukanmu, aku merindukan dialeg medog mu yang tidak aku temukan dibanyak pria disekelilingku, aku merindukan leluconmu yang sebenarnya sungguh tidak lucu, tapi karena aku sangat mencintaimu aku tertawa keras, hingga kau pun tersenyum bangga telah membuatku tertawa lepas, aku rindu genggaman tanganmu, begitu eratnya hingga seketika mampu menenangkan kegugupanku yang sulit dikendalikan, aku rindu lelaki yang selalu menunggu digerbang ditengah terik matahari tanpa memperlihatkan muka lelah ataupun mengeluh sedikitpun. Bodohnya aku, ditengah kerinduan ini aku tidak mampu untuk mengungkapkannya walau sedetik, karena terlalu sakit, terlalu derasnya air mataku, terlalu letih untuk semua ini

Kamu lelaki bodoh, apa kamu tahu rasanya melewati 1 hari tanpa ada kabar darimu, tersenyumpun aku tidak mampu, apa kamu tidak merindukan aku sama sekali? Wanitamu yang manja ini? Aku sudah dewasa, kadang menjadi dewasa butuh waktu yang lama. Apa kamu tahu? Aku tinggal di tempat yang setiap sudutnya punya cerita tentang kenangan indah kita. Apa kamu tahu, pedihnya aku harus tetap mendatanginya setiap hari. Semua yang aku lihat, semua yang aku dengar, semua yang aku sentuh sama sekali tidak ada kamu, bahkan 1 detikpun. Kamu seperti tidak pernah ada selama ini, aku seakan baru bangun dari tidur panjang. Dan sekarang aku sendiri, dengan penuh kebingungan, apakah aku harus menunggu atau pergi

Kamu, lelaki yang hatinya ku pinjam kemarin dulu, aku  mencintaimu, aku sangat  mencintaimu, tapi untuk apa aku pertahankan, tembok tinggi yang aku bangun susah payah 2 tahun kemarin sudah hancur bersamaan dengan mimpi2 ku. Ingatkah kamu? Kita menyorekan hari   mencari sebidang tanah untuk kau bangunkan istana untukku dan anak kita, bahkan kita sudah punya nama anak perempuan pintar dan cantik, apa kamu lupa? Akupun sudah punya nama yang lelaki, belum sempat aku ceritakan, karena kamu terlanjur pergi menjauh. Tapi tak mengapa, aku yakin kamu pun awalnya mencintaiku, bila dengan mencintaiku kamu selalu terbeban, terkekang, tersakiti, tak mengapa seperti ini. Karena bahagiamu tak menyakitiku, ini semua membahagiakan ku hanya saja aku butuh adaptasi, latihan untuk memberhentikan tangisku ini. Ya, aku akan benar-benar pergi, dengan membawa sekarung kenangan indah kita. Aku tidak akan menoleh kebelakang, karena rengekanku hanya membuatmu sakit.

03.03.13 yang sampai saat ini memiliki ruang tersendiri di dalam hati ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOAS OBGYN (Obstetric and Gynecologic)

Case Report Sinusitis Stase THT KOAS (Laporan Kasus Sinusitis)

DIAGNOSA DAN PENATALAKSANAAN OSTEOMIELITIS