Metamorfosa
Inikah metamorfosa sempurna dari hidup?....
Pukul 16.21, aku tertarik mengambil sebuah buku trilogi yang tidak sengaja aku lihat, Aku tertarik terhadap judul di cover buku tersebut. Sangat pas dengan kondisi, keadaan dan yaa diri ku sekarang. Lalu kurebahkan diriku dikasur asrama, tidak empuk tapi nyaman, sudah 2 tahun aku disini. ramalan cuaca mengatakan akan hujan deras disini, entah kenapa memoriku menarik kembali pada kisah-kisahku di masa lalu, tentu saja yang berkaitan dengan hujan. langsung saja aku memutar sebuah lagu yang menjadi soundtrack di memoriku. Aku begitu mencintai hujan, sampai-sampai aku jadikan wallpaper live dinote ku.
Hujan, wangi hujan, pelangi, aku begitu menyukainya, aku menyukai tirai hujan dan kisah romantis dibalik tirai-tirai hujan bagi yang percaya. Sekilas cerita tentang hujan dapat memulihkan suasana hati yang sedang kacau. Ya, benar sekali, aku sedang dalam kekacauan. Bukan kekacauan tentang politik, tapi kacau dalam hati. Sebentar lagi idul adha. Hari raya dalam islam, aku ingat kecil dulu sehabis sholat ied, kami berbondong-bondong kebelakang masjid untuk melihat penyembelihan sapi, kami sangat menyukai berlari dari 1 sapi yang disembelih ke sapi lain yang akan disembelih juga, pulangnya kami mengetuk rumah-rumah tetangga untuk bersilaturahmi lalu meminta thr. ya, uang tunjangan hari raya, walaupun hanya seribu dua ribu.
Tapi jangan berfikir suasana hatiku kacau karena tidak lagi bisa meminta thr dan melihat sapi disembelih karena sudah dewasa, ya sebentar lagi saya 21 tahun. Yang membuatku kacau, metamorfosa, saya telah berubah menjadi dewasa sekarang. kembali lagi kepada novel trilogi yang aku pilih untuk menemani bersantai, buku ini menceritakan tentang petualangan, seorang anak desa ke negara lain,, ya saya yakin kalian tau tentang novel ini. hanya agak diluar logika tapi bisa menginspirasi, bisakah metamorfosa hidupku akan seindah itu berakhir di kota dongeng yang indah penuh dengan ribuan bahkan jutaan bintang
Pukul 16.21, aku tertarik mengambil sebuah buku trilogi yang tidak sengaja aku lihat, Aku tertarik terhadap judul di cover buku tersebut. Sangat pas dengan kondisi, keadaan dan yaa diri ku sekarang. Lalu kurebahkan diriku dikasur asrama, tidak empuk tapi nyaman, sudah 2 tahun aku disini. ramalan cuaca mengatakan akan hujan deras disini, entah kenapa memoriku menarik kembali pada kisah-kisahku di masa lalu, tentu saja yang berkaitan dengan hujan. langsung saja aku memutar sebuah lagu yang menjadi soundtrack di memoriku. Aku begitu mencintai hujan, sampai-sampai aku jadikan wallpaper live dinote ku.
Hujan, wangi hujan, pelangi, aku begitu menyukainya, aku menyukai tirai hujan dan kisah romantis dibalik tirai-tirai hujan bagi yang percaya. Sekilas cerita tentang hujan dapat memulihkan suasana hati yang sedang kacau. Ya, benar sekali, aku sedang dalam kekacauan. Bukan kekacauan tentang politik, tapi kacau dalam hati. Sebentar lagi idul adha. Hari raya dalam islam, aku ingat kecil dulu sehabis sholat ied, kami berbondong-bondong kebelakang masjid untuk melihat penyembelihan sapi, kami sangat menyukai berlari dari 1 sapi yang disembelih ke sapi lain yang akan disembelih juga, pulangnya kami mengetuk rumah-rumah tetangga untuk bersilaturahmi lalu meminta thr. ya, uang tunjangan hari raya, walaupun hanya seribu dua ribu.
Tapi jangan berfikir suasana hatiku kacau karena tidak lagi bisa meminta thr dan melihat sapi disembelih karena sudah dewasa, ya sebentar lagi saya 21 tahun. Yang membuatku kacau, metamorfosa, saya telah berubah menjadi dewasa sekarang. kembali lagi kepada novel trilogi yang aku pilih untuk menemani bersantai, buku ini menceritakan tentang petualangan, seorang anak desa ke negara lain,, ya saya yakin kalian tau tentang novel ini. hanya agak diluar logika tapi bisa menginspirasi, bisakah metamorfosa hidupku akan seindah itu berakhir di kota dongeng yang indah penuh dengan ribuan bahkan jutaan bintang
Komentar
Posting Komentar